Breaking

LightBlog

Wednesday, March 6, 2013

GANGGUAN MENTAL

Mata Kuliah psikologi Pendidikan
PENDAHULUAN
            Orang dikatakan menderita psikotis atau menjadi psikotik bilamana keberfungsian mental orang tersebut sudah parah. Sedemikian parahnya sehingga mereka tidak mampu sama sekali memenuhi tuntutan kehidupan sehari-harinya.           Gangguan ini dapat muncul dalam bentuk ketidak mampuannya menghadapi realitas, adanya perubahan dalam alam perasaannya, dan/ atau cacat intelektual (seperti persepi, bahasa, bahasa, daya ingat dan lain sebagainya). Dimanapun orang neoritik  berfungsi secara agak normal dalam berbagai cara sedangkan orang psiktik sering tidak mampu merawat dirinya. Sementara yang neoritik sering menyadari gejala-gejala yang timbul pada dirinya, orang psikotik tidak mungkin menyadari hal tersebut.
            Orang gila (tak waras) sebagaimana umumnya orang memakainya mempunyai arti sama seperti istilah “psikotik” tetapi para ahli kesehatan mental masa kini jarang menggunakan istilah itu lagi, kecuali dalam rangka pengadilan. Orang yang dipandang “gila” tidak akan dihukum karena mereka dipikirkan tidak mempunyai keinginan bebas yang membenarkan penerapan sanksi hokum atas tindakannya.

GANGGUAN KECEMASAN
Gangguan Phobia
            Phobia adalah ketakutan terhadap suatu benda atau suatu kejadian/ situasi tertentu yang sedemikian besarnya sehingga orang selalu berusaha menghindarkan diri. Seseorang yang menderita phobia ini tahu bahwa kecemasannya tidak seimbang (disproportionate) dengan bahaya yang ada, tetapi merasa tidak sanggup mengendalikan perasaannya. Phobia biasanya dihubungkan dengan berbagai rangsangan, termasuk ketinggian satu tempat, daerah yang terlalu terbuka atau tertutup, keramaian, sendirian, sakit, badai, darah, bakteri, kegelapan, penyakit, penghinaan, ular, hewan dan api. Phobia dipandang sebagai gangguan phobic hanya bila gangguan tersebut sudah sedemikian parahnya sehingga yang bersangkutan seperti dilumpuhkan.

Gangguan Panik
            Orang yang menderita gangguan panic atau yang sebelumnya dinamakan dengan neurosis kecemasan, akan mengalami semacam serangan kecemasan atau panik. Serangan tersebut biasanya datang secara mendadak, tidak dapat dijelaskan dan tidak dapat dikendalikan. Bila seseorang mengalami serangan tersebut, biasanya melaporkan sulit bernafas, gemetar, mual, berkeringat banyak, denyut jantung tidak teratur dan tanda-tanda ketegangan otot lainnya.
            Orang dengan ciri gangguan ini , biasanya sudah dapat memperlihatkan respon panik hanya dengan tekanan atau halangan yang kecil saja. Sehingga tampaknya ia berada dalam keadaan cemas terus menerus. Ciri fisik kecemasan adalah pegal-linu, sakit kepala, gejala umum.

Gangguan Obsesif-Kompulsif
            Seseorang yang dinyatakan menderita Gangguan Obsesif-Kompulsif sangat dikuasai oleh obsesi (yaitu pikiran yang tidak diinginkan tetapi terus-menerus muncul) dan kompulsi (yaitu tindakan yang tidak dikehendaki tetapi terus-menerus dilakukannya secara ritual).
1.      Keraguan obsesif. Terus menerus hawatir akan hasil yang sesempurna mungkin dalam melakukan tugas khusus.
2.      Pikiran obsesif. Rentetan pikiran yang tidak pernah berhenti seringkali mengenai pikiran tentang masa depan
3.      Dorongan obsesif. Dorongan yang tidak dapat terkendalikan untuk melakukan suatu tindakan tak terkendali atau yang memalukan
4.      Khayal obsesif. Mengkhayalkan suatu situasi atau kejadian yang baru saja dilihat, dimana khayalan tersebut terus menerus muncul tak terkendalikan.
5.      Menyerah terhadap kompulsi. Yaitu malakukan suatu tindakan yang muncul akibat perintah pikiran obsesif.
6.      Mengendalikan kompulsi. Dengan sengaja melakukan taktik mengalihkan perhatian supaya tidak terus-menerus digoda oleh pemikiran kompulsif.

            Para penderita Gangguan Obsesif-Kompulsif biasanya memandang pikiran dan/ atau tindakannya yang penuh keterpaksaan dan ritual itu sebagai hal yang aneh dan tidak masuk akal. Akan tetapi di lain pihak mereka juga menyadari bahwa bila pikiran atau tindakan ritual tersebut dihalangi maka akan muncul kecemasan.

GANGGUAN SOMATOFORM
            Gangguan somatoform ini dahulu dikelompokkan sebagai neurosis, dan memperlihatkan cirinya pada tubuh/ fisik. Salah satu bentuk dari Gangguan somatoform adalah gangguan konversi (reaksi konversi), dimana dapat terlihat gejala indera dan motorik yang tidak normal seperti kelumpuhan, penglihatan kurang tajam, atau tidak dapat merasakan sakit, biasanya berkembang dalam situasi tertekan dan muncul mendadak serta sekaligus.

GANGGUAN DISASIATIF
            Gangguan disasiatif juga dikelompokkan kedalam gangguan seurosis, gangguan ini mencakup bebErapa kumpulan gejala dengan ciri-ciri antara lain: Kesadaran, terutama daya ingat yang melemah. Karena cedera dan derita sakit juga dapat menimbulkan gejala ini.
Contoh Gangguan disasiatif antara lain amnesia (sangat pelupa), fugue (semua serba samara) dan kepribadian ganda.

GANGGUAN AFEKTIF
            Gangguan afektif dicirikan pertama-tama oleh kesedihan yang luar biasa atau kegembiraan dan kegairahan yang berlebihan.
Gangguan Depresif Utama
            Gangguan depresif utama (depresi), depresi ini sering dipandang sebagai “demam influenza” dalam permasalahan psikologis sebab gejala inilah yang paling banyak pasiennya. Depresi merupakan keadaan yang hebat dan berlangsung lebih lama dibandingkan dengan kesedihan yang biasa. Biasanya penderita depresi mempunyai perasaan tak berdaya dan pesimis.
            Mereka merasa bahwa waktu berjalan amat lambat, mungkin karena orang depresi sangat sulit menghayati kegembiraan/ kenikmatan. Orang-orang yang dicintai, makanan, rekreasi sudah tidak menarik lagi bagi dirinya. Akhirnya penderita depresi lebih sering menarik diri dari berbagai kegiatan dan mengabaikan tanggung jawab dan pekerjaannya.

Gangguan Afektif Dwi-Kutub
            Orang dengan gangguan afektif dwi-kutub (merupakan keadaan psikotik yang sebelumnya dikelompokkan kedalam penyakit depresi-mekanik) mengalami derita/ sakit depresi dan mania yang amat dalam (suasana perasaan yang meningkat)

GANGGUAN SCHIZOPHRENIA
            Gangguan schizophrenic (atau schizophrenia) adalah suatu bentuk gangguan psikotik yang masih penuh teka-teki, yang tersebar diseluruh dunia. Istilah schizophrenia dalam bahasa yunani berarti “pecahnya kepribadian” untuk memberikan tanda terhadap kualitas cara pikir dan perasaan orang schizophrenia yang biasanya dalam bentuk fragmentasi dan bertentangan.
Gejala-gejala Gangguan schizophrenia
  1. Tidak mampu menyaring  (filtering) secara perpetual
  2. Pemikirannya tidak terorganisir sama sekali
  3. Dietorsi emosi
  4. Delusi dan haliusinasi
  5. Menarik diri dari kenyataan
  6. Perilaku kacau dan pembicaraan terganggu
Penyebab Gangguan Schizophrenia
-          keterlibatan factor keturunan
-          pengaruh lingkungan
  
GANGGUAN MENTAL ORGANIK

            Bila otak mengalami cidera atau keseimbangan bio kimia terganggu, maka para ahli klinis seringkali melihat adanya perubahan tingakah laku. Kelainan yang disebabkan karena adanya cidera pada otak dinamakan gangguan mental organic.
Gangguan mental organic ini ditandai dengan adanya beberapa gejala, yaitu:
-          Orientasi terhadap dunia sekitar sering kali telah amat cacat.
-           Penderitanya sudah tidak tahu lagi siapa dirinya, dimana mereka berada, jam berapa saat ini.
-          Hilangnya daya ingat terutama terhadap kejadian yang baru saja terjadi.
-          Kecerdasan juga parah (sangat sukar didalam membuat perencanaan, penalaran dan komunikasi).
-          Respon emosinya juga tidak stabil lagi.

GANGGUAN KEPRIBADIAN
            Unsur yang paling utama dari Gangguan kepribadian adalah adanya pola-pola perilaku, yang telah mendarah daging, kaku, tidak luwes, buruk, yang berhubungan dengan penangkapan dan pemikiran orang tentang lingkungan dan dirinya sendiri. Gangguan kepribadian ini biasanya terlihat dalam masa remaja, dan menetap terus seumur hidup.

No comments:

Post a Comment

Adbox