mata kuliah Tasawuf
A. Pendahuluan
Islam adalah agama yang sederhana dan jelas ajaranya.
Islam, arti harfiyahnya adalah penyerahan. Agama islan ialah petunjuk,
peraturan hidup lahir dan batin yang berasal dari Allah SWT dimana orang
mempunyai rasa, anggapan dan keyakinan bahwa tiap-tiap tindakannyaakan mendapat
balasan sesudah mati, baik tindakan terpuji atau pun tidakan tercela.
Islam dengan ajaran tauhid dan syariat serta tuntunan
akhlaknya menghidupkan jiwa-jiwa yang beku, menggugah hati yang layu dan
membangkitkan naluri kebaikan pada diri seseorang. Islam bertujuan membina
kehidupan masyarakat yang terbaik dimuka bumi. Kehidupan yang tidak mengenal
benih-benih syirik, atheisme dan animisme, melainkan diliputi oleh iman dan
tauhid serta ketaatan kepada Allah SWT.
Tasawuf adalah suatu aspek ajaran Islam
yang subtil dan paling penting, karena tasawuf merupakan jantung atau urat nadi
pelaksana ajaran Islam. Tasawuf ini lah yang merupakan kunci kesemprnaan
amaliyah ajaran Islam.
Dalam sejarah perkembangannya, para ahli
membagi tasawuf menjadi dua, yaitu tasawuf yang mengarah pada teori-teori
perilaku dan tasawuf yang mengarah pada teori-teoriyang rumit dan memerlukan
pemahaman mendalam pada perkembangannya, tasawuf yang berorientasi karena
pertama sering disebut dengan tasawuf akhlaqi. Ada yang menyebut tasawuf
yang banyak dikembangkan oleh kaum salaf. Dimana dalam pencapaianya,
menurut ajaran tasawuf ada tiga tingkatan yaitu : Takholi, Tahali, dan Tajali.
Pembagian jenis tasawuf diatas didasarkan
atas kecenderungan ajaran yang dikembangkan, yakni kecenderungan pada perilaku
atau moral keagamaan dan kecenderungan pada pemikiran. Dua kecenderungan ini
terus berkembang hingga mempunyai jalan sendiri-sendiri. Untuk melihat
perkembangan tasawuf kearah yang berbeda ini, perlu ditinjau tentang gerak
sejarah perkembanannya.
B. Pembahasan
Menurut Amin Syukur, ada dua aliran dalam tasawuf.
Yang pertama, aliran tasawuf sunni, yaitu bentuk tasawuf yang memagari diri
degan al-Qur’an dan Al-Hadits secara kekal, serta mengaitkan ahwal (keadaan) dan
maqommat (tingkat rohani) mereka pada
dua sumber tersebut. Kedua, aliran tasawuf falsafi, yaitu tasawuf yang
bercampur dengan ajaran filsafat kompromi, dalam pemakaian trem-trem filsafat
yang maknanya disesuaikan dengan tasawuf. Dengan doktrin-doktrin yang mereka
tekankan kepada masyarakat Islam pada waktu itu, dan rupanya doktrin-doktrin
yang mereka sampaikan sampai sekarang masih sangat berpengaruh didalam
kehidupan umat Islam.
Pada hakekatnya umat Islam menginginkan keselamatan
hidup didunia dan diakhirat. Iman adalah modal utama dalam kita mempelajari
tasawuf, karena tanpa iman tidak mungkin kita akan menuju kepada Allah, perlu
kita ketahui kehidupan dunia adalah sifatnya sementara, dan setelah kehidupan
yang bersifat sementara itu kita akan mengalami kehidupan yang bersifat hakiki
yaitu kehidupan akhirat. Manusia adalah mahluk ciptaan Allah yang diciptakan
dalam keadaan sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Allah yang lain,
tapi manusia juga sebagai makhluk yang lemah dan dengan kelemahan yang dimiliki
manusia, manusia juga dapat berubah kapanpun dan menjadi apapun. Manusia disamping dibekali
dengan akal dan jiwa, manusia juga dibekalli nafsu yang dapat menjerumuskan manusia
itu sendiri, karena Nabi pernah bersabda yang pada intinya perang yang paling
berat adalah perang melawan hawa nafsu.
Setelah Rosulullah wafat umat Islam mengalami
perubahan yang sangat darastis dalam
masalah teologi, mereka mendebatkan masalah tauhid menurut argumen masing-masing dan muncul lah
faham-faham baru seperti Khowarij, Mutazilah, Jabariyah, Qodariyah, Asyi Ariyah
dll. Untuk memurnikan ajaran agama Islam maka para tokoh-tokoh tasawuf
mengajarkan tentang ilmu ketuhanan. Diantara tokoh yang menyediakan waktunya
untuk memperbincangkan ilmu-ilmu kebatinan antara lain adalah :
1. Hasan Al-Bashri
Hasan Al-Bashri
dialah yang mula-mula menyediakan waktunya untuk membincangkan ilmu kebatinan,
kemurnian akhlak, dan usaha mensucikan jiwa. Aajaran tenatang kerohanian
senantiasa didasarkan pada sunah Nabi. Pandangan tasawuf Hasan Al-Bashri adalah
seabgai berikit, “takut” (khauf) dan pengharapan (raja) tidak akan dirundung
kemurahan dan keluhan, tidak pernah tidur senang karena selalu mengingat Allah,
pandangan tasawufnya yang lain adalah anjuran bagi setiap orang untuk selalu
bersedih hatidan takut kalau tidak mampu melaksanakan seluruh perintah dan
menjauhi larangan-Nya.
Ajaran hasan Al-Bashri yang menekankan kepada umat islam agar dapat
menumbuhkan sikap toleransi dan berkepribadian yang luhur.
a. Perasaan takut yang menyebapkan hatinmu tentram lebih baik dari
pada rasa tentram yang menimbulkan rasa takut.
b. Dunia adalah negeri tempat beramal
c. Tafakur membawa kita kepada kebaikan dan selalu berusaha untuk
mengejarnya. Menyesal atas perbuatan jahat menyebabkan kita bermaksud uintuk
tidak menguilangi lagi.
d. Dunia ini adlah seorang janda tua yang telah bungkuk dan beberapa
kali ditinggalkan mati suaminya.
e. Oran gberiman akan senantiasa berduka-cita pada pagi dan sore
hari karena diantara dua perasaan takut.
f.
Banyak duka cita didunia
memperteguh semangat amal saleh.
Sikap Hasan Al-Bashri senada dengan apa yang di sabdakan Nabi yang
berbunyi;
“Orang uyang selalu mengingat dosa-dosa yang pernah
dilakukan adalah laksana orang duduk dibawah sebuah gunung besar yang
senantiasa merasa takut gunung itu akan menimpa dirinya.”
2. Al-Qusyairi
Al-Qusyairi merupakan salah seorang tokoh sufi yang
mampu mengopromokan sayariat dengan hakekat, al-Qusyairi cenderung memengbalikan
tasawuf keatas landasan doktrin Alus Sunnah, sebagai pernyataanya adalah
sebagai berikut :
Ketahuilah, Para tokho aliran ini (maksudnya para
sufi) membina prinsip-prinsip tasawuf atas landasan tauhid yang benar, sehingga
doktrin mereka terpelihara dari penyimpangan. Selain itu mereka lebih dekat
dengan tauhid kaum salaf maupun Ahlus Sunnah, yang taktertandingan dan
takmengenal macet. Mereka pun tahu hak yang lama, dan bisa mewujudkan sifat
sesuatu yang diadakan dari ketiadaannya. Karena itu tokoh aliran ini, Al-
Juanaid mengatakan bahwa tauhid adalahpemisah hal yang lama dengan hal yang
baru.
Landasan doktrin-doktrin mereka pun didasarkan pada
dalil dan bukti yang kuat serta gamblang. Abu Muhammad Al-Jariri mengatakan
bahwa barang siapa tidak mendasarkan ilmu tauhid p[ada salah satu pokjoknya,
niscaya kakinya tergelincir kedalam jurang kehancurannya. Ia mengatakan bahwa
kesehatan batin, dengan berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunah, lebih
penting dibanding dengan pakaian lahiriah.
3. Al-Ghozali
Menurut Al-Ghozalijalan tasawuf dapat dicapai dengan cara
mematahkan hambata-hambatan jiwa, serta membersihkan diri dari moral yang
tercela, sehingga kalbu lepas dari segala sesuatu selain Allah dan selalu
mengingat Allah. Ia berpandapat bahwa sosok sufi menempuh jalan kepada Allah,
perjalanan hidup mereka adalah yang terbaik, jalan mereka adalah yang paling
benar, dan moral mereka adalah yang paling bersih.
Al-Ghozali menyodorkan faham baru tentang ma’rifat, yakni
pendekatan diri kepada Allah SWT (taqarrub ila Allah) tanpa diikuti penyatuan
dengan-Nya. Jalan ma’rifat ialah perpaduan ilmu dan amal sedangkan buahnya
adalah moralitas. Makrifat menurut Al-Ghozali diawali dalam bentuk latihan
jiwa, lalu diteruskan dengan menempuh fase-fase pencapaian rohani dalam
tingkatan (maqamat) dan keadaan (ahwal).
Didalam diri manusia meiliki sifat dualisme yaitu
material dan imaterial, sifat materialisme adalah manusia cenderung ingin hidup keberadaanya didunia adalah kekal
dan dapt mencapai apa yang dia ianginkan. Berbeda dengan sifat imaterial yang
cenderung menginginkan keselamatan di kehidupan yang hakiki yakni kehidupan
akhirat. Tasawuf adalah ajaran yang bertujuan untuk mengarahkan dan
mengingatkan umat Islam dari kesesatan
karena terlalu asyik dengan kehidupan dunia. mengajarkan tentang ilmu
ketuhanan.
C. Penutup
Takwil umah dalam kacamata Islam pertama kita
membentuk pribadi musllim setelah itu baru beranjak ke pendalaman takwin
asy-Syakhisiyah Islamiyah. Ciri orang bersyakhisiyah Islamiyah itu beriman
kepada Allah. Iman bima’nal kalimah wal amal bukan hanya sekedar kalimah tetapi
iman sebagaimana yang didefinisikan oleh Ibnu Taimiyah. “Iman, taqrir bil lisan
wa amalun, wa arkan, tashdiq bil qalb. Yang paling asasi dari tasawuf adalah
menjadikan Allah sebagai barometer tindak-tanduknya.
Tasawuf adalah suatu ajaran yang berasal dari agama
Islam dan untuk menjadikan umat Islam berkepribadian Qur’ani maka tasawuf
hendaknya diterapkan dalan kehidupan pribadi maupun sosial, ajaran tasawuf
adalah lebih pada bagai mana kita
mengenal Tuhan dan pendekatan diri kepada Tuhan. Konsep tasawuf yang lebih
menekankan kepada manusia agar lebih memntingkan kehidupan akhirat dari pada
kehidupan dunia, artinya dunia adalah bukan merupakan tujuan hidup melainkan
sebagai sarana atau media untuk menuju kehidupan abadi yakni kehidupan
diakhirat.
Edit
No comments:
Post a Comment