1. Pengertian Perilaku
Menyimpang
Ada
beberapa teori tentang penyimpangan, antara lain:
Ada
4 macam prilaku penyimpangan sosial membawa dampak secara langsung, sebagai
berikut:
Perilaku menyimpang adalah suatu perilaku yang dieskspresikan
oleh seorang / beberapa orang anggota masyarakat yang secara disadari / tidak
disadari, tidak menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dan telah diterima
oleh sebagian anggota masyarakat.
2. Definisi Menurut Para Ahli
1.)
Robert M.Z. Lawang, berpendapat bahwa penyimpangan adalah tindakan
yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan
menimbulkan usaha dari pihak berwenang untuk memperbaiki perilaku yang
menyimpang/normal.
2.)
James Vander Zarden,
berpendapat bahwa penyimpangan adalah merupakan perilaku yang oleh sejumlah
orang dianggap sebagai hal yang tercela dan diluar batas toleransi.
3.)
Kartini Kartono, berpendapat bahwa penyimpangan adalah merupakan
tingkah laku yang menyimpang dengan kehendak-kehendak masyarakat/ kelompok
tertentu dalam masyarakat.
4.)
Paul B. Horton, berpendapat bahwa setiap perilaku yang dinyatakan sebagai
pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
3. Teori-teori Penyimpangan
Sosial
1)
Teori Differential Association
(pergaulan berbeda)
Teori ini diciptakan oleh Edwin H. Sutherland yang berpendapat
bahwa penyimpangan bersumber pada
pergaulan berbeda. Penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya.
Contoh: Proses menghisap ganja dan perilaku homoseksual.
2)
Teori Labelling
Teori ini disampaikan oleh Edwin M. Lemerd yang
berpendapat bahwa seseorang yang telah melakukan penyimpangan pada tahap primer
(pertama) lalu oleh masyarakat sudah diberi cap sebagai penyimpangan, maka
orang tersebut terdorong untuk melakukan penyimpangan skunder (tahap lanjut)
dengan alasan “kepalang tanggung”.
Contoh: Seorang yang pernah sekali mencuri dengan alasan kebutuhan,
tetapi kemudian oleh masyarakat dijuluki penduri, maka ia akan terdorong
menjadi perampok.
3)
Teori Merton
Teori ini dikemukakan oleh Robert K Merton adalah
perilaku penyimpangan merupakan bentuk dari adaptasi terhadap situasi tertentu.
Merton mengidentifikasi 5 cara adaptasi, diantarnya:
a.
Komformitas, adalah perilaku
mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan masyarakat untuk mencapai tujuan
tersebut atau cara konvensional dan melembaga.
Contoh: Seorang anggota kelompok etnis Aceh
berperilaku sebagai orang Aceh.
b.
Inovasi, adalah perilaku mengikuti
tujuan yang ditentukan oleh masyarakat, tetapi memakai cara yang dilarang oleh
masyarakat.
Contoh: Penggunaan obat bius pada dokter untuk
tujuan membius orang yang akan dioperasi itu boleh tetapi jika disalahgunakan
merupakan perbuatan yang menyimpang.
c.
Ritualisme, adalah perilaku yang
telah meninggalkan tujuan budaya, tetapi masih tetap berpegang pada cara-cara
yang telah digariskan oleh masyarakat.
Contoh: Upacara di Ngaben di Bali .
d.
Retretism, (pengasingan diri),
adalah perilaku yang meninggalkan, baik tujuan konvensional maupun cara
pencapaiannya.
Contoh: Pecandu obat bius, pemabuk, gelandangan.
e.
Rebellion (pembenrontakan), adalah
penarikan diri dari tujuan dan cara-cara konvensional yang disertai dengan
upaya untuk melembagakan tujuan dan cara baru.
Contoh: Para
reformotor agama.
4)
Teori Fungsi
Teori ini dipelopori oleh Emile Durkhem adalah bahwa
kesadaran moral dari semua masyarakat adalah faktor keturunan, perbedaan
lingkungan fisik, dan lingkungan sosial.
Contoh : Orang yang orang tuanya penjahat, dan tinggal dilingkungan yang
tidak baik maka ia berpeluang besar untuk jadi penjahat
5)
Teori Konflik
Teori ini dikemukakan oleh Karl Marx yang berpendapat
bahwa kejahatan terkait erat dengan perkembangan kapitalisme. Menurut Marx
perilaku menyimpang diciptakan oleh kelompok-kelompok berkuasa dalam masyarakat
untuk melindungi kepentingan mereka sendiri dan hukum merupakan cerminan
kepentingan kelas yang berkuasa, dan sistem peradilan pidana mencerminkan nilai
dan kepentingan mereka.
Contoh: Banyak pengusaha besar melakukan pelanggaran hukum tetapi tidak
diajukan ke pengadilan.
4. Bentuk-bentuk Perilaku
Menyimpang
a.
Penyimpangan primer
Adalah penyimpangan yang bersifat temporer atau
sementara dan hanya menguasai sebagian kecil kehidupan seseorang.
Ciri-ciri
penyimpangan primer, antar lain:
a)
Bersifat sementara
b)
Gaya hidupnya tidak didominasi oleh perilaku
menyimpang.
c)
Masyarakat masih
metolelir/menerima
Contoh: Siswa yang membolos atau menyontek pada saat ujian dan
pelanggaran peraturan lalu lintas.
b.
Penyimpangan skunder
Adalah perbuatan yang dilakukan secara khas dengan
memperlihatkan perilaku menyimpang.
Ciri-ciri penyimpangan skunder, antara lain:
a)
gaya hidupnya didominasi oleh perilaku
menyimpang
b)
Masyarakat tidak bisa mentolelir
perilaku yang menyimpang tersebut.
Contoh: Pembunuhan, perjudian, perampokan dan pemerkosaan,
c.
Penyimpangan individu
Adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seorang
individu dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma
yang berlaku.
Contoh: Pencurian yang dilakukan sendiri
d.
Penyimpangan kelompok
Adalah penyimpangan yang dilakukan secara berkelompok
dengan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma masyarakat
yang berlaku.
Contoh: Geng kejahatan atau mafia
e.
Penyimpangan situasional
Adalah suatu penyimpangan yang diperngaruhi
bermacam-macam kekuatan/sosial diluar individu dan memaksa individu tersebut
untuk berbuat menyimpang.
Contoh: Seorang suami terpaksa mencuri karena melihat anak dan istrinya
kelaparan.
f.
Penyimpangan sistematik
Adalah suatu sistem tingkah laku yang disertai
organisasi sosial khusus, status formal, peranan-peranan, nilai-nilai,
norma-norma dan moral tertentu yang semuanya berbeda dengan situasi umum.
Contoh: Kelompok teroris/jaringan Alkaida, jaringan ini termasuk kelompok
yang melakukan penyimpangan sosial yang terorganisir dan sistematis.
5. Sifat-sifat Perilaku
Penyimpang
a.
Penyimpangan positif
Adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif
karena mengandung unsur inovatif, kreatif dan memperkaya alternatif.
Contoh: Seorang ibu rumah tangga dengan terpaksa harus menjadi sopir
taksi karena desakan ekonomi.
b.
Penyimpangan negatif
Adalah penyimpangan yang cenderung bertindak kearah
nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan berakibat buruk.
Contoh: Pembunuhan dan pemerkosaan
6. Faktor-faktor Penyebab
Perilaku Penyimpang
Beberapa faktor penyebab terjadinya perilaku
menyimpang, antara lain sebagai berikut:
a.
Sikap mental yang tidak sehat
Perilaku yang menyimpang dapat pula disebabkan karena
sikap mental yang tidak sehat. Sikap itu ditunjukkan dengan tidak merasa
bersalah/menyesal atas perbuatannya, bahkan merasa senang.
Contoh: Profesi pelacur.
b.
Ketidakharmonisan dalam keluarga
Tidak adanya keharmonisan dalam keluarga dapat menjadi
penyebab terjadinya perilaku menyimpang.
Contoh : Kalangan remaja yang menggunakan obat-obatan terlarang karena
faktor broken home.
c.
Pelampiasan rasa kecewa
Seseorang yang mengalami kekecewaan apabila tidak
dapat mengalihkannya ke hal yang positif, maka ia akan berusaha mencari
pelarian untuk memuaskan rasa kecewanya.
Cotoh : Bunuh diri
d.
Dorongan kebutuhan ekonomi
Perilaku menyimpang yang terjadi karena dorongan
kebutuhan ekonomi.
Contoh : Perbuatan mencuri
e.
Pengaruh lingkungan dan media massa.
Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang dapat
disebabkan karena terpengaruh oleh lingkungan kerjanya/teman sepermainannya.
Begitu juga peran media massa ,
sangat berpengaruh terhadap penyimpangan perilaku.
Contoh: Anak kecil yang menonton Smackdown tanpa bimbingan orang tuanya,
ia mempraktekannya.
f.
Keinginan untuk dipuji
Seseorang dapat bertindak menyimpang karena keinginan
untuk mendapat pujian, seperti banyak uang, selalu berpakaian mahal dan
perhiasan yang mewah, atau gaya
hidup yang mewah. Agar keinginan itu terwujud, ia rela melakukan perbuatan
menyimpang.
Contoh: Korupsi, menjual diri, merampok.
g.
Proses belajar yang menyimpang
Hal ini terjadi melalui interaksi sosial dengan
orang-orang yang berperilaku menyimpang.
Contoh: Seorang anak remaja yang sering bergaul dengan kelompok remaja
pengguna obat-obatan terlarang atau terlibat perkelahian.
h.
Ketidaksanggupan menyerap norma
Ketidaksanggupan menyerap norma kedalam kepribadian
seseorang diakibatkan karena ia menjalani proses sosialisasi yang tidak sempurna,
sehingga ia tidak sanggup menjalankan peranannya sesuai dengan perilaku yang
diharapkan oleh masyarakat.
Contoh : Anak dari keluarga broken
home tidak mendapat pendidikan yang sempurna dari orang tua, maka anak
tidak akan mengetahui hak-hak dan kewajibannya sebagai anggota keluarga.
i.
Adanya ikatan sosial yang
berlain-lainan.
Seorang individu cenderung mengidetinfikasikan dirinya
dengan kelompok yang paling ia hargai, dan akan lebih senang bergaul dengan
kelompok itu daripada dengan kelompok lainnya.
Contoh : Seorang yang menyukai musik punk maka orang itu akan lebih
senang dengan orang-orang yang bergaya dan senang dengan musik punk.
j.
Proses sosialisasi nilai-nilai sub
kebudayaan menyimpang.
Perilaku menyimpang yang terjadi dalam masyarakat
dapat disebabkan karena seseorang memilih nilai sub kebudayaan yang menyimpang
yaitu suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma budaya
yang dominan.
Contoh : Kehidupan dilingkungan pelacuran dan perjudian.
k.
Kegagalan dalam proses
sosialisasi.
Proses sosialisasi bisa dianggap tidak berhasil jika
individu tersebut berhasil mendalami norma-norma masyarakat keluarga adalah
lembaga yang paling bertanggung jawab atas penanaman norma-norma masyarakat
dalam diri anggota keluarga.
Ketika keluarga tidak berhasil mendidik para anggotanya,
maka yang terjadi adalah penyimpangan perilaku.
Contoh : Jika orang tua terlalu sibuk sehingga kurang memperhatikan
anaknya, maka anak itu cenderung akan menjadi anak yang nakal.
7. Ciri-ciri Perilaku
Menyimpang
Menurut Paul B. Horton Penyimpangan sosial memiliki 6
ciri sebagai berikut:
a.
Penyimpangan harus dapat
didefinisikan
Suatu perbuatan dikatakan menyimpang jika memang
didefinisikan sebagai menyimpang. Perilaku menyimpang bukanlah semata-mata ciri
tindakan yang dilakukan orang, melainkan akibat dari adanya peraturan dan
penerapan perilaku tersebut.
b.
Penyimpangan bisa diterima bisa
juga ditolak.
Perilaku menyimpang tidak selalu merupakan hal yang negatif.
Ada beberapa
penyimpangan yang diterima bahkan dipuji dan dihormati, seperti orang jenius
yang mengemukakan pendapat-pendapat baru yang kadang-kadang bertentangan dengan
pendapat umum. Sedangkan perampokan, pembunuhan terhadap etnis tertentu, dan
menyebar teror dengan bom atau gas beracun, termasuk penyimpangan yang ditolak oleh
masyarakat.
c.
Penyimpangan relatif dan
penyimpangan mutlak
Pada kebanyakan masyarakat modern, tidak ada
seorangpun yang termasuk kategori sepenuhnya penurut ataupun sepenuhnya
menyimpang. Pada dasarnya semua orang normal sekalipun pernah melakukan tindakan
menyimpang tetapi pada batas-batas tertentu.
d.
Penyimpangan terhadap budaya nyata
ataukah budaya ideal
Budaya ideal disini adalah segenap peraturan hukum
yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat, tetapi dalam kenyataannya tidak
seorang pun yang patuh terhadap segenap peraturan resmi tersebut. Akan tetapi
peraturan-peraturan yang telah menjadi pengetahuan umum dalam kenyataan
kehidupan sehari-hari cenderung banyak dilanggar.
e.
Terdapat norma-norma penghindaran
dalam penyimpangan
Apabila pada suatu masyarakat terdapat nilai atau
norma yag melarang suatu perbuatan yang ingin sekali dilakukan oleh banyak
orang, maka akan muncul norma-norma penghindaran, norma penghindaran adalah
pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa
harus menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka.
f.
Terdapat norma-norma penghindaran
dalam penyimpangan
Penyimpangan sosial tidak selalu menjadi ancaman,
kadang-kadang dapat dianggap sebagai alat pemelihara stabilitas sosial. Di satu
pihak masyarakat memerlukan keteraturan dan kepastian dalam kehidupan. Dilain
pihak, perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan
kebudayaan dengan perubahan sosial.
8. Dampak Perilaku
Penyimpangan Sosial
a.
Dampak psikologis
Dampak psikologis antara lain berupa penderitaan yang
bersifat kejiwaan dan perasaan terhadap pelaku penyimpangan sosial, seperti
dikucilkan dalam kehidupan bermasyarakat atau dijauhi dalam pergaulan.
b.
Dampak sosial
1)
Mengganggu keamanan dan ketertiban
lingkungan sosial.
2)
Menimbulkan beban sosial,
psikologis dan ekonomi bagi keluarga.
3)
Menghancurkan masa depan pelaku
penyimpangan sosial dan keluarganya.
c.
Dampak moral (agama)
1)
Merupakan bentuk perbuatan dosa
yang dapat mencelakakan dirinya sendiri (si pelaku penyimpangan sosial) dan
orang lain.
2)
Merusak akal sehat sehingga dapat
mengganggu ketentraman beribadah.
3)
Merusak akidah (keyakinan dasar),
keimanan, dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
d.
Dampak budaya
1)
Menimbulkan drug subculture yang
dapat mencemari nilai-nilai budaya bangsa.
2)
Merupakan bentuk pemenuhan
dorongan nafsu sepuas-puasnya/ konsumsi hedonis.
3)
Merusak tatanan nilai, norma, dan
moral masyarakat bangsa.
4)
Merusak pranata (lembaga
masyarakat), lembaga budaya bangsa dan unsur-unsur lain yang mengatur perilaku
seseorang di lingkungan masyarakat.
9. Upaya Pencegahan Perilaku
Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial merupakan permasalahan nyata yang
ada dalam kehidupan di dunia ini. Dan ada beberapa upaya-upaya pencegahan
perilaku penyimpangan sosial yang dapat dilakukan oleh beberapa pihak.
a.
Peran Guru (Sekolah)
1.
Memperhatikan tingkah laku siswa
yang terlihat menyimpang.
2.
Sesekali melakukan razia di kelas
yang teridentifikasi menyimpang.
3.
Mengawasi mantan murid yang
dikeluarkan/mendapat peringatan, namun masih sering datang ke sekolah.
4.
Memberi pekerjaan rumah/tugas
sehingga tidak ada peluang untuk melakukan perilaku peyimpangan sosial.
b.
Peran Orang Tua (Keluarga)
1.
Mengajak keluarga untuk
meningkatkan iman dan takwa.
2.
Memberikan perhatian dan kasih
sayang yang tulus.
3.
Mengamati/memperhatikan apabila
ada perubahan sikap dan perilaku anak-anaknya.
4.
Menciptakan keluarga yang
harmonis.
5.
Mengenali dan memperhatikan teman
bermain dan bergaul anak-anaknya.
6.
Menyalurkan hobi dan bakat
anak-anaknya secara positif.
7.
Memperhatikan penggunaan waktu
luang anak-anaknya.
8.
Menanamkan rasa tanggung jawab dan
percaya diri.
c.
Peran tokoh agama dan masyarakat
1.
Mengajak masyarakat sekitar untuk
meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan dan warganya, terutama terhadap
orang-orang bukan warga yang sering datang di lingkungan pemukiman dan kemudian
bergaul dengan anak-anak di lingkungan tersebut.
2.
Memberikan pendidikan,
pengetahuan, dan nasehat untuk tidak melakukan penyimpangan sosial karena
dilarang oleh agama.
3.
Mengisi waktu luang para remaja
dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat positif.
4.
Mengembangkan nilai-nilai moral,
agama dan adat istiadat yang ada di lingkungan masyarakat.
5.
Mengadakan pertemuan-pertemuan
warga untuk membahas permasalahan-permasalahan di lingkungan tempat tinggal.
PUSTAKA
1.
Suprobo, M.Pd. Bambang. 2007. IPS Terpadu. Jakarta : Erlangga.
2.
Siswanto, S.H. Bambang. 1995. Sosiologi 1. Solo: PT. Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
3.
Sitorus, Drs. M. 1995. Sosiologi 1A. Bandar Lampung: Erlangga.
4.
Suganda, Aziz. 1997. Sosiologi 1. Jakarta : PT. Balai Pustaka.
5.
Santoso, Drs. Agus. 2006. Sosiologi 1. Jakarta : Yudhistira.
6.
Sugiarti, S.Pd, Amiek. 2007. LKS Sosiologi. Solo: CV. Haka MJ.
7.
M, Indianto. 2004. Sosiologi. Jakarta : Erlangga.
8.
Soekanto, Soerjono. 1999. Sosiologi. Jakarta : Grafindo Persada.
thankyouuu!!
ReplyDelete