Cara Terapi
Pengobatan Dan Penyembuhan Patah Tulang
Setiap orang ingin memiliki tulang yang kuat agar
terhindari dari berbagai masalah atau penyakit. Mengalami patah tulang sekali
saja bisa membuat seseorang menderita. Fraktur atau patah tulang mengacu pada
setiap jenis tulang, dan kadang-kadang tulang rawan. Tidak semua patah tulang
disebabkan oleh trauma atatu kecelakaan, seperti pasien dengan osteoporosis
mungkin memiliki tulang lemah sehingga dapat patah dengan tekanan minimum.
Tulang terdiri dari jaringan aktif yang terus dihancurkan dan diganti
secara dinamis. Mineral memainkan peran kunci dalam proses ini, terutama dalam
30 tahun pertama kehidupan. Diet yang baik, terutama saat tumbuh kembang
merupakan suatu keharusan.
Tindakan lain yang bisa menjaga agar tulang tetap kuat ialah olahraga.
Tulang bisa beradaptasi dengan tekanan yang mengenai tulang setiap hari.
Sehingga jika berolahraga secara rutin dan aktif secara fisik, tulang bisa
menjadi lebih kuat. Jika seorang perempuan sudah berusia 30 tahun, maka
tulangnya secara alamiah akan mulai menipis. Tulang yang ada akan lebih cepat
daripada tulang yang baru dibuat, sehingga ia lebih lemah dan lebih rentan
untuk patah.
Olahraga yang berdampak tinggi (high impact) termasuk berjalan, latihan
pliometrik, melompat, lompat tali atau latihan apapun yang melibatkan kedua
kakinya diangkat dari tanah pada saat bersamaan.
Peneliti mengungkapkan latihan yang dilakukan ini termasuk olahraga kardio
yang bisa berfungsi membakar kalori atau lemak berlebih di tubuh dan juga
membantu memperkuat tulang.
Setiap gerakan yang memberikan tekanan pada tulang belakang bagian pinggul
dan tulang lainnya juga bisa membantu tulang tetap sehat dan kuat. Serta
peregangan yang teratur membuat tulang tetap lentur, biasanya cukup dibutuhkan
waktu 5 menit untuk melakukan peregangan.
Faktor lain yang bisa mempengaruhi ialah nutrisi atau makanan, salah
satunya ialah ikan. Diketahui asam lemak omega-3 dari ikan dapat membantu
mencegah kekeroposan tulang (osteoporosis). Sedangkan asam lemak omega-6 yang
disebut asam arakidonat, juga dapat mencegah tapi jika dikonsumsi dalam tingkat
yang tinggi. Definisi patah tulang secara umum adalah terputusnya
kontinutas tulang.
Gejala
Gejala yang umum muncul adalah rasa nyeri yang terlokalisir pada bagian
yang patah dan nyeri ini akan semakin memberat apabila digerakkan, gangguan
dari fungsi pergerakan di daerah yang patah tersebut, deformitas atau kelainan
bentuk. Bengkak pada daerah kulit di sekitar tulang yang patah akibat dari
pecahnya pembuluh darah di daerah sekitar patahan tulang.
Patah tulang pada dewasa dan anak berbeda, karena masing-masing memiliki
karakteristik yang berbeda yang akan berdampak pada penanganan patah tulang.
Misalnya, reduksi tertutup patah tulang pada anak tidak perlu dilakukan secara
agresif karena proses penyembuhan tulang anak lebih cepat dan lebih baik
daripada dewasa. Selain itu, beberapa jenis patah tulang pada anak dapat
sembuh/menyambung spontan, hal ini dikarenakan anak masih dalam masa
pertumbuhan.
Pada orang dewasa, proses penyembuhan tulang tidak sebaik pada anak-anak,
lempeng pertumbuhan juga sudah menutup, oleh karena itu penanganan patah tulang
pada orang dewasa cenderung lebih agresif.
Penyembuhan tulang normal merupakan suatu proses biologis yang luar biasa
karena tulang dapat sembuh tanpa bekas atau jaringan parut. Artinya tulang yang
patah akan disambung dengan tulang yang baru. Berbeda dengan ligamen yang
proses penyembuhannya akan digantikan dengan jaringan parut.
Berikut proses penyembuhan tulang secara normal :
• Fase awal penyembuhan dari jaringan lunak pada patah tulang, akan terjadi
robekan pembuluh darah kecil di sekitar tempat cedera. Setelah terjadi
pendarahan maka tubuh akan merespon dan terbentuklah bekuan darah
(clot/hematoma). Hematoma di tempat patah tulang ini merupakan tempat dimana
proses penyembuhan patah tulang pertama kali terjadi. Akan terjadi ledakan
populasi sel-sel pembentuk tulang baru (osteogenic cells) untuk membentuk
callus yang berfungsi sebagai lem untuk menjaga agar tulang yang patah tidak
mudah bergerak. Pada fase ini callus yang terbentuk masih lunak dan sebagian
besar mengandung cairan.
• Fase Penyambungan Tulang secara Klinis (Clinical Union)
Callus semakin lama akan semakin mengeras dan sebagian akan digantikan oleh
tulang immatur/belum dewasa. Pada saat callus ini telah mengeras sehingga tidak
lagi terjadi pergerakan di sekitar tulang yang patah, maka dikatakan telah
memasuki fase penyambungan tulang secara klinis (Clinical Union), namun garis
patah tulang masih akan terlihat. Saat fase ini pasien tidak merasakan nyeri
apabila bagian yang patah digerakkan.
• Fase Konsolidasi atau Penyambungan secara Radiologis (Radiographic
Union).
Saat semua tulang muda (immatur) dalam callus telah digantikan oleh tulang yang
dewasa (matur) maka dikatakan telah memasuki fase Radiographic Union. Garis
patah tulang tidak akan terlihat lagi.
Setelah memahami proses penyembuhan tulang secara normal, kita dapat
memahami bahwa tulang yang patah, secara alami akan dapat menyambung sendiri
tanpa harus dimanipulasi. Hal ini pula yang dijadikan patokan oleh oknum dukun
patah tulang yang kurang kompeten. Oknum dukun patah tulang paham bahwa
penyambungan tulang merupakan proses alami tubuh, oleh karenanya mereka
melakukan manipulasi untuk menyambung tulang dengan hanya berdasar trial and
error serta pengalaman tanpa adanya pelatihan khusus.
Saat pasien patah tulang datang untuk berobat, baik ke dokter maupun ke
pengobatan alternatif, pasien akan mengharapkan kesembuhan dalam artian:
1. tulang yang patah dapat menyambung
2. bagian tubuh yang cedera dapat digunakan kembali/berfungsi secara normal
3. terhindar dari komplikasi.
Berikut beberapa langkah menjaga tulang agar tetap
sehat antara lain:
• Ketahui faktor risiko
Karena secara alami memiliki massa tulang lebih rendah dan tulang yang
lebih kecil, wanita memiliki risiko osteoporosis lebih tinggi dibandingkan
dengan pria. Sekitar 5-7 tahun setelah menopause, wanita bisa kehilangan hingga
20 persen dari kepadatan tulang karena penurunan hormon estrogen.
Bila telah berusia 45 tahun atau lebih tua, kurus, tinggi atau seorang
perokok, maka memiliki peningkatan risiko terkena osteoporosis. Faktor risiko
lain termasuk minum alkohol berlebihan, tidak berolahraga, memiliki gangguan
makan, dan tidak mendapatkan kalsium yang cukup.
• Mencari tahu riwayat keluarga
Apabila salah satu orangtua memiliki riwayat osteoporosis atau pernah
mengalami keretakan pada tulang pinggul, maka ceritakan kepada dokter saat
berkonsultasi. Lebih dari 50 persen kasus osteoporosis adalah genetik.
• Melakukan pemeriksaan
Karena osteoporosis merupakan silent disease, maka tidak akan tahu ketika
memilikinya kecuali melakukan pengujian untuk kondis tersebut, atau telah
mengalami patah tulang. Jika memiliki faktor risiko, mintalah dokter melakukan
pemeriksaan untuk kondisi osteopenia. Osteopenia merupakan kondisi kepadatan
tulang yang rendah, dan kondisi tersebut merupakan kondisi awal sebelum
osteoporosis.
• Melakukan tes kepadatan tulang pada mesin yang sama
Hasil tes kepadatan tulang bisa berbeda-beda dari mesin yang satu ke mesin
yang lain, maka bila memungkinkan sebaiknya tes kepadatan tulang dilakukan di
lokasi yang sama setiap kali, juga dengan mesin yang sama, untuk memastikan
hasil yang sama.
• Mendapatkan cukup kalsium dan vitamin D
Tubuh kehilangan kalsium setiap hari melalui keringat dan urin dan karena itu
perlu menggantinya setiap hari karena tubuh kita tidak bisa membuatnya sendiri.
Vitamin D juga penting, karena meningkatkan penyerapan kalsium tubuh.
Rekomendasi para ahli orang dewasa di bawah usia 50 tahun mesti mendapatkan
1.000 mg kalsium setiap hari bersama 400-800 IU vitamin D. Apabila lebih tua
dari 50 tahun, sebaiknya memenuhi asupan 1.200 mg kalsium setiap hari dengan
800-1,000 IU vitamin D. Sementara tubuh menyerap kalsium terbaik melalui
makanan, namun tidak selalu mudah untuk memenuhi kalsium dan vitamin D dari
diet saja.
• Fokus pada makanan yang dapat membangun kepadatan tulang
Untuk mencoba dan memenuhi tujuan gizi melalui makanan, dengan tujuan untuk
3 porsi kalsium setiap hari, termasuk sedikitnya 1 cangkir buah dan 2 cangkir
sayuran. Sumber kalsium, seperti susu, yogurt, dan keju, adalah bahan makanan
terbaik untuk tulang.
Selain itu, juga dapat mengonsumsi makanan yang diperkaya kalsium, sepeti
jus dan sereal sarapan, sarden, salmon kaleng, almond, dan sayuran berdaun
hijau.
• Perhatikan obat-obatan yang dikonsumsi
Obat-obatan tertentu meningkatkan risiko patah tulang, sehingga sebaiknya
memberi tahu dokter obat apa saja yang sering dikonsumsi. Termasuk penggunaan
steroid jangka panjang dan obat-obatan anti kejang. Tanyakan kepada dokter
apakah obat pembangun tulang bisa membantu menahan efek merusak dari obat lain.
• Melakukan aktivitas fisik
Sebuah studi Swedia mengungkapkan bahwa wanita di atas 50 tahun yang secara
rutin berpartisipasi dalam kegiatan seperti berjalan kaki dengan anjing
peliharaannya mengalami patah tulang pinggul lebih sedikit dibandingkan wanita
yang kurang aktif. Setiap gerakan yang memberi tekanan pada tulang belakang
bagian pinggul, dan tulang lainnya dapat membantu tetap sehat dan kuat.
• Peregangan agar tetap lentur
Setiap kali merasa kaku, butuh waktu sekitar 5 menit untuk melakukan
peregangan.
• Melakukan olahraga secara rutin
Olahraga dengan tingkat ringan hingga sedang sesering mungkin. Para ahli
merekomendasikan melakukan kegiatan aerobik 4 hari seminggu, ditambah pelatihan
ringan selama 15-20 menit setiap hari.
Ada tiga proses penyembuhan patah tulang yang tidak normal akibat tidak
ditangani sama sekali atau ditangani oleh orang yang tidak kompeten:
• Malunion: patah tulang dapat sembuh sesuai waktu yang diperkirakan/normal
namun posisinya tidak seperti awal/tidak sesuai posisi anatomis, sehingga
menyebabkan kelainan bentuk tulang
• Delayed union: patah tulang pada akhirnya akan sembuh namun membutuhkan
waktu lebih lama daripada waktu penyembuhan normal
• Pseudoarthrosis: patah tulang gagal sembuh/menyambung dan akan disertai
pembentukan jaringan fibrosa atau false joint, artinya bagian yang patah tidak
akan berfungsi dengan normal seperti sebelum sakit.
Komplikasi yang lebih buruk dan mengancam jiwa bisa terjadi apabila pasien
menderita patah tulang terbuka (ada hubungan antara tulang dengan lingkungan
luar). Kasus patah tulang terbuka merupakan kasus gawat darurat yang harus
ditangani secepatnya di meja operasi karena adanya resiko infeksi yang sangat
besar. Infeksi ini apabila tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan
kematian. Jelas bahwa untuk kasus patah tulang terbuka, pengobatan alternatif
tidak memiliki kompetensi.
Untuk membantu penyembuhan patah tulang yang harus diperhatikan adalah
konsumsi kalsium dan vitamin D. Kalsium merupakan mineral pembentuk massa
tulang sedangkan vitamin D merupakan hormon pengatur pembentukan tulang.
Sumber kalsium yang baik antara lain: Hewani: produk susu (susu, keju,
yoghurt) Nabati: produk kedelai, kacang-kacangan (almond, pistachio, hazelnut,
wijen), rumput laut dan brokoli, asupan sebanyak 1000-1300 mg kalsium/hari.
Panduan porsinya: 1 gelas susu sapi (250ml) = 250-300 mg, 1 mangkok yoghurt
(200gr) = 300 mg100 gr, keju cheddar = 750 mg (tinggi lemak jenuh).
Sumber vitamin D: Ikan lele, salmon, mackerel, sarden, tuna, belut (eel),
minyak ikan, telur ayam dan hati sapi. Dengan asupan sebanyak 5 – 15 microgram
(ug) atau 200 – 600 IU (international unit)/ hari. Panduan porsinya: 85 gr ikan
lele = 425 IU, 100 gr salmon yang dimasak = 360 IU, 1 telur ayam (60gr) = 20
IU, 100 gr hati sapi yang dimasak = 15 IU.
Sebaiknya konsumsi vitamin D tidak melebihi 4000 IU/hari karena bisa
menyebabkan keracunan.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah makanan
dan minuman yang dapat menghambat penyerapan kalsium dan vitamin D seperti:
minuman berkola, kafeine, merokok dan alkohol.
No comments:
Post a Comment