Komunikasi ada di mana-mana: di rumah, ketika anggota-anggota keluarga
berbincang di meja makan; di kampus, ketika mahasiswa-mahasiswa mendiskusikan
hasil tentamen; di kantor, ketika kepala seksi membagi tugas; di masjid,
ketika muballigh berkhotbah; di DPR, ketika wakil-wakil rakyat memutuskan
nasib bangsa; juga di taman-taman, ketika seorang pecinta mengungkapkan rindu
dendamnya. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian
mengungkapkan bahwa 70% waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi.
Komunikasi menentukan kualitas hidup kita.
Mengutip pendapat R. Wayne Pace dan Don F. Faules (2001:31-33)
Komunikasi organisasi adalah prilaku pengorganisasiaan yang terjadi atau
bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna
atas apa yang sedang terjadi. Dan lebih jelasnya Komunikasi Organisasi adalah
proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara dan
mengubah suatu organisasi.
Dengan komunikasi kita membentuk Baling
pengertian menumbuhkan persahabatan, memelihara
kasih-sayang, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan
peradaban. Tetapi dengan komunikasi kita juga menyuburkan
perpecahan, menghidupkan permusuhan, menanamkan
kebencian, merintangi kemajuan, dan menghambat pemikiran. Begitu penting,
begitu meluas, dan begitu akrab komunikasi
dengan diri kita sehingga kita semua
merasa tidak perlu lagi mempelajari komunikasi.
Mengapa komunikasi
penting dalam suatu organisasi? Pertanyaan ini kerap
dilontarkan oleh mereka yang
"concern" terhadap kajian fenomena komunikasi maupun mereka yang tertarik pada gejala-gejala keorganisasian. Dalam
kenyataannya masalah komunikasi senantiasa muncul
dalam proses organisasi. Organisasi
tanpa komunikasi ibarat sebuah mobil yang didalamnya terdapat rangkaian alat-alat
otomotif, yang terpaksa tidak berfungsi karena
tidak adanya aliran fungsi antara satu bagian dengan
bagian yang lain. Conection Komunikasi merupakan sistem aliran yang menghubungkan dan membangkitkan
kinerja antar bagian dalam organisasi sehingga
menghasilkan sinergi.
Di samping komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi, juga
berdampak pada membangun budaya organisasi (Organisation Culture), yaitu nilai
dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi.
Budaya organisasi dibangun dari kepercayaan yang
dipegang teguh secara mendalam tentang bagaimana
organisasi seharusnya dijalankan atau beroperasi. Budaya merupakan sistem nilai dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara para
pegawai berperilaku. Iklim dan budaya organisasi tersebut pada akhirnya berpengaruh terhadap efisiensi
dan produktivitas.
Tujuan komunikasi dalam proses
organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling
pengertian (mutual understanding). Pendek kata, agar terjadi penyetaraan dalam kerangka referensi (frame of
references) maupun
bidang pengalaman (field of experiences). Meskipun nyaris mustahil menyamakan ranah
kognituf individu-individu dalam organisasi, tetapi
melalui kegiatan komunikasi yang terencana dan
substansi isinya terdesain,
minimal terjadi proses penyebarluasan (deffusi) dimensi-dimensi organisasi pada setiap
orang. Dimensi-dimensi yang dimaksud misalnya:
mini organisasi, visi, nilai,
strategi, prospek, dan sebagainya. Jika banyak
orang yang tidak memahami hakekat organisasinya,
maka organisasi menjadi sulit untuk melakukan mobilisasi,
instruksi, maupun perubahan-perubahan dalam manajemen.
Ketidakmengertian (misunderstanding) merupakan sumber disintegrasi dan konflik, karena
ketidakmengertian merupakan rangsangan (stimulus) yang membangkitkan
prasangka (prejudice). Berbagai aksi demo (unjuk rasa) yang dilakukan karyawan atau pegawai bukan hanya persoalan ketidakpuasan terhadap
pendapatan dan reward (ganjaran), tetapi lebih banyak bersumber dari ketidakmengertian
mereka terhadap eksistensi organisasinya.
Dalam bahasa Melayu dikenal pepatah "tak kenal maka tak
sayang". Demikianlah tugas komunikasi, membuat
mereka yang ada dalam organisasi
maupun terhadap mereka yang ada di luarnya saling
mengenal satu sama lain.
Bagi organisasi
yang menyadari bahwa komunikasi sudah
merupakan bagian yang integral (integrated), maka kegiatan
perencanaan, riset, implementasi, maupun evaluasi
komunikasi.1
Selain itu, organisasi ini akan mengfungsikan
secara optimal bagian-bagian yang diberi otoritas menangani
masalah-masalah komunikasi, seperti "bagian kehumasan" (public relations
officer), Protokoler, Pengembangan dan kerjasama.
Salah satu kegiatan komunikasi organisasi (kegiatan komunikasi
dalam organisasi) adalah iklan (advertensi). Di negara maju, biaya Iklan
biasanya masuk dalam ongkos proses produksi (Cost Production) yang
besarnya mencapai 10% s/d 20% dari total biaya. Bahkan masuk dalam biaya
investasi, setara dengan investasi di bidang sarana dan prasarana, sebab
promosi merupakan suatu investasi nilai yang abstrak tetapi mahal. promosi disebut
investasi karena membangun suatu "citra". Kelak di kemudian hari, para
manajer dalam organisasi akan tahu bahwa konsumen menyukai suatu produk bukan
semata-mata karena fungsi produk tersebut, melainkan karena kepercayaan
terhadap merk dagang yang disandangnya (brand-image). Oleh karena
efeknya sangat abstrak, banyak organisasi di negara berkembang yang belum
menjadikan promosi Sebagai Skala prioritas. Sedangkan di negara maju, kegiatan
utama mengenalkan organisasinya kepada masyarakat dengan promosi. Bahkan untuk
kegiatan politik seperti penilaian presiden, masing-masing partai menyusun dan
membelanjakan iklan lewat media massa, cetak, radio, televisi, maupun internet.
Alvin Toffler (1980) meramalkan masyarakat yang akan datang ditandai dengan globalisasi yang digerakkan oleh
revolusi gelombang ketiga. Ciri-cirinya antara lain, etos masyarakat industri melahirkan masyarakat
modern yang berorientasi ke masa depan,
menjunjung tinggi individualitas dan inter
dependensi, integritas tatanan hidup,
sadar akan peran keduniaan, kepercayaan pada nilai kerja dan aktivisme, menjunjung tinggi iptek, dan integritas kebangsaan. Masyarakat demikian merupakan sebuah
masyarakat cekatan (active society), penuh aneka aktivitas sosial (sosial activisitis), yang merupakan manifestasi dari kebangkitan organisasi-organisasi sosial
yang mengabdi berbagai kebutuhan dan kepentingan
masyarakat yang semakin kompleks.
Mengutip Robert
Presthus (1962) dan Neil Smelser (1986)
organisasi masa depan mempunyai
konstruk demikian: “Organisasi-organisasi
itu tidak bergerak sendiri-sendiri
secara terpisah melainkan Baling berinteraksi dalam jaringan-jaringan hubungan dinamis. Maka masyarakat industri juga dikenal sebagai masyarakat organisasi yang seolah-olah menenggelamkan individu perseorangan.”
Globalisasi adalah sebuah realitas. Sebuah kenyataan di mana kita
sekarang ikut menghirup keberadaannya, merasakan konsekuensinya, dan tentu merasakan
dampaknya. Tidak mungkin bisa lari dari sergapannya. Tidak mungkin kita
persetankan realitas hidup ini dengan semboyan"Emangnya luu gwe pikirin!!!"
kalaupun pada akhirnya kita merasa terseok-seok dalam mengantisipasi
kecenderungan global itu, bila sedikit mau berusaha tahu tenting hakekatnya,
minimal bisa memperkecil resiko atau mengurangi kemungkinan-kemungkinan
terburuk yang mungkin bakal kita hadapi.
Realitas kehidupan yang sedang kita jalani ini adalah suatu hasil
dari dinamika manusia dalam mengembangkan peradabannya. Manusia bisa begitu
dinamis karena is membutuhkan perubahan-perubahan. Kelompok manusia yang tidak
menyukai perubahan jelas akan berada dalam kerugian besar. Bukan saja
menyebabkan tidak mampu mengambil peranan yang maksimal untuk memperjuangkan
harkat dan martabatnya, tetapi juga tidak mampu menjamin kelangsungan hidupnya,
apalagi kelangsungan hidup generasi berikutnya.
Aspek yang paling spektakuler dalam
modernisasi suatu masyarakat ialah pergantian
teknik produksi dari cara-cara
tradisional ke cara-cara modern. Akan tetapi, proses yang disebut proses revolusi
industri itu hanya satu bagian atau satu aspek saja
dari suatu proses yang jauh
lebih lugs. Modernisasi suatu masyarakat
ialah suatu proses transformasi, suatu
perubahan masyarakat dalam
segala aspeknya. Menyangkut biding ekonomi, politik, budaya, maupun struktur
sosial suatu masyarakat.
Teknologi adalah khazanah
pengalaman manusia yang telah dibakukan menjadi
pengetahuan tentang cara-cara membuat, memperoleh dan
mencapai sesuatu untuk kepentingan manusia .1 Sedangkan
sains, menurut pakar Teknik Elektro UGM ini, merupakan hasil usaha penemuan,
penyusunan fakta dan pengujian informasi yang
terkumpul untuk mendapat kebenaran.
Analisis selanjutnya adalah mengenai konsekuensi kompleksitas
interaksi sosial yang diakibatkan oleh perubahan sosial dalam konteks yang
rasional. tersebut. Di satu pihak, instrumen-instrumen iptek itu telah melipatgandakan
kemakmuran manusia, tetapi di pihak lain menimbulkan kesenjangan-kesenjangan,
yang menciptakan dependensi antar kelompok manusia. Hal tersebut karena
kemampuan dan kemauan manusia dari setiap bangsa yang berbeda-beda dalam
mengadopsi nilai-nilai rasional tersebut dalam kehidupannya.
Komunikasi Organisasi sebagai Kajian
Kajian/telaah komunikasi organisasi
banyak mengkaitkan
dengan bidang manajemen. Komunikasi dalam konteks
ini dilihat dari perspektif teknis /operasiona1, komunikasi sebagai
instrument mencapai tujuan-tujuan organisasi.'
Komunikasi organisasi sebagai
bidang kajian Ilmu Komunikasi tidak hanya memfokuskan
diri pada manajemen,
tetapi telah melebar ke masalah-masalah yang
berkaitan dengan organisasi secara lebih luas.
Komunikasi organisasi seringkali melibatkan juga komunikasi
diadik, komunikasi antar-pribadi dan ada kalanya juga
komunikasi publik. Komunikasi formal adalah
komunikasi menurut struktur organisasi, yakni
komunikasi ke bawah, komunikasi
ke atas, dan komunikasi horizontal. Sedangkan komunikasi informal tidak bergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar
sejawat, juga termasuk gosip.
Mengatasi Hambatan-hambatan Komunikasi
Komunikasi yang efektif tergantung
pada kualitas dari proses komunikasi yang baik pada tingkat individu maupun
pada tingkat organisasi. Memperbaiki komunikasi dalam organisasi berkaitan
dengan melakukan proses yang akurat mulai dari proses penyandian, penyampaian pesan, penguraian dan umpan balik pada tingkat komunikasi antar
pribadi, dan pada tingkat organisasi menciptakan dan memonitor saluran
komunikasi yang tepat. Beberapa cara dapat dilakukan untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi.
1.
Meningkatkan umpan balik. Kesalah pahaman dapat dikurangi jika proses umpan
balik dilakukan dengan baik. Mekanisme umpan balik dalam organisasi sama
pentingnya dengan komunikasi antar pribadi.
2.
Empati. Empati pada dasarnya merupakan
komunikasi yang dilakukan berorientasi pada penerima. Komunikator harus
menempatkan dirinya sebagai penerima, sehingga proses penyandian, penggunaan
bahasa dan saluran disesuaikan dengan kondisi penerima.
3.
Pengulangan. Cara yang efektif untuk
meningkatkan efektivitas komunikasi adalah mengulangi
pesan. Pengulangan membatu pendengar atau penerima untuk menginterpretasikan
pesan yang tidak jelas atau terlalu sulit untuk dipahami ketika pertama kali
mendengar.
4.
Menggunakan bahasa yang sederhana. Bahasa
yang kompleks, istilah-istilah teknis dan jargon
menyebabkan komunikasi sulit dipahami oleh pendengar atau penerima. Tidak benar
bahwa gagasan yang bagus dan ilmiah harus disampaikan dalam bahasa yang ilmiah
dan teknis.
5.
Penentuan waktu yang efektif. Suatu
permasalahan dalam komunikasi antar pribadi dimana
komunikator mulai menyampaikan pesannya pada saat penerima belum siap untuk
mendengarkannya. Cara yang efektif adalah mengelola waktu untuk komunikasi
sehingga pesan yang disampaikan tersusun dengan baik, ringkas dan mudah dipahami.
6.
Mendengarkan secara efektif. Salah satu
cara meningkatkan komunikasi yang efektif dapat dilakukan dengan mendengarkan
secara efektif. Komunikasi adalah masalah memahami dan dipahami.
7.
Mengatur arus informasi. Untuk mengatasi
hambatan komunikasi karena beban informasi yang berlebihan
adalah dengan mengatur arus informasi. Komunikasi diatur mutunya, jumlahnya dan
cara penyampaiannya. Informasi yang disampaikan harus sistematis, ringkas dan
memiliki bobot tingkat kepentingan yang cukup.
Kesimpulan
Komunikasi merupakan suatu yang
sangat pokok yang dalam prosesnya ada tujuan komunikasi, yaitu :
1.
Menentapkan dan menyebarkan maksud dari
pada suatu usaha.
2.
Mengembangkan rencana-rencana untuk
mencapai tujuan.
3.
3.Mengorganisasikan sumber-sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya seperti efektif dan efisien.
4.
Memilih, mengembangkan, menilai anggota
organisasi.
5.
Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan
menciptakan suatu iklim kerja di mana setiap orang mau memberikan
kontribusi.
Di samping tujuan tersebut,
unsur-unsur komunikasi meliputi ; harus ada suatu sumber, harus ada suatu
maksud atau tujuan, adanya suatu berita atau informasi, harus ada suatu saluran
atau media komunikasi, dan harus ada penerima berita.
Sesuai dengan tujuannya bahwa
terjadinya komunikasi mempunyai beberapa fungsi, antara lain : fungsi
informasi, fungsi komando akan perintah, fungsi mempengaruhi dan penyaluran,
dan fungsi integrasi. Proses komunikasi dalam organisasi atau lembaga itu bisa terjadi secara formal maupun secara informal. Satu saluran
komunikasi formal tertentu atau lebih ke dan dari setiap personal atau anggota
adalah perlu. Saluran-saluran itu hendaknya perlu dipahami oleh setiap anggota.
Garis-garis komunikasi hendaknya dibuat sependek dan selangsung mungkin. Hendaknya mungkin bagi semua
anggota untuk bertindak sebagai sumber komunikasi maupun sebagai penerima.
Sistem komunikasi informal menyalurkan informasi dan pikiran-pikiran penting
yang tak terpikirkan orang untuk disalurkan secara formal, memupuk
ikatan dan persahabatan yang membantu bagi hubungan-hubungan insani yang baik.
Proses komunikasi akan efektif
apabila komunikator melakukan perananya, sehingga terjadinya suatu proses
komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-gagasan atau
ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan, dan
terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari
pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Selanjutnya bahwa dalam proses komunikasi terbagai dalam dua
macam, yang meliputi komunikasi aktif dan komunikasi pasif.
No comments:
Post a Comment