Al-Qur'an adalah permulaan Islam dan
manifestasinya yang terpenting. Al-Qur'an petunjuk
bagi umat manusia, juga penjelasan mengenai petunjuk
itu dan pembeda antara hak, kebenaran, dan basil, kepalsuan. Al-Qur'an petunjuk bagi manusia dalam menjalankan
tugasnya sebagai khalifah Allah di bumf.
Al-Qur'an adalah dunia tempat
Muslim hidup. Al-Qur'an adalah serat yang membentuk tenunan kehidupannya; ayat-ayat
Al-Qur'an benang yang menjadi rajutan
jiwanya. Al-Qur'an ibarat sebuah permata yang memancarkan cahaya
yang berbedaÂbeda sesuai dengan sudut pandang
masing-masing pembacanya.
Al-Qur'an adalah kitab suci untuk pedoman
hidup manusia sepanjang masa. Ia
mengandung ajaran yang relevan untuk kehidupan manusia kapan saja dan di mana saja. Sebagian besar berupa
norma-norma pokok umum, Sebagian kecil berupa
ketetapan hukum yang rind dan mengikat umatnya. Ijithad untuk menetapkan hukum dalam segala bentuk selalu terbuka
sejauh tidak menyimpang dari norma-norma pokok
tersebut.
Allah menurunkan Al-Qur'an untuk
menyelamatkan manusia. Al-Qur'an berkepentingan
dengan diri kita sendiri, karena di dalam diri kita
sesungguhnya ada "orang-orang yang kafir"
(kafirun), "orang-orang yang mempersekutukan Allah" (musyrikun), "orang-orang yang munafik" (munafiqun), dan "orang-orang yang aniaya" (zhalimun); bahwa para nabi merupakan
pencerminan intelek dan hati nurani kita; bahwa setiap hari semua kisah-kisah dalam Al-Qur'an terulang dalam diri
kita; bahwa Mekkah adalah jantung kita; dan
bahwa zakat, puasa, haji, dan jihad merupakan
kebajikan-kebajikan yang tersembunyi maupun
terang-terangan.
Al-Qur'an bertujuan membersihkan akal dan menyucikan jiwa dari segala bentuk syirik
serta menetapkan keyakinan tentang keesaan yang
sempurna bagi 1bhan seru sekalian alam.
Al-Qur'an mengajarkan kemanusiaan
yang adil dan beradab. Umat manusia merupakan satu umat yang seharusnya dapat
bekerja sama dalam pengabdian kepada Allah dan pelaksanaan tugas kekhalifahan. Al-Qur'an
bertujuan menciptakan persatuan
dan kesatuan, bukan saja antarsuku atau bangsa,
tetapi kesatuan alam semesta, kesatuan kehidupan
dunia dan akhirat, naturan dan supernatural, kesatuan ilmu, iman dan rasio, kesatuan kebenaran, kesatuan kepribadian manusia, kesatuan
kemerdekaan dan determinisme, kesatuan sosial,
politik dan ekonomi, yang semuanya berada di bawah satu keesaan,
yaitu keesaan Allah SWT. Al-Qur'an mengajak manusia berpikir
dan bekerja sama dalam bidang kehidupan berimasyarakat dan bernegara melalui musyawarah dan mufakat
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan. Al-Qur'an
bertujuan membasmi kemiskinan material dan spiritual,
kebodohan, penyakit, dan penderitaan hidup serta
pemerasan manusia atas manusia dalam bidang sosial,
ekonomi, politik dan agama. Al-Qur'an memaduan kebenaran dan keadilan dengan rahmat dan kasih sayang, dengan menjadikan keadilan sosial sebagai
landasan pokok kehidupan masyarakat manusia.
Al-Qur'an memberi jalan tengah antara falsafah
monopoli kapitalisme dengan falsafah kolektif komunisme, menciptakan
ummatan wasathan yang menyeru kepada
kebaikan dan mencegah
kemungkaran. Al-Qur'an menekankan
peranan ilmu dan teknologi guna menciptakan satu peradaban yang sejalan dengan jati diri manusia, dengan panduan dan paduan Nur
Ilahi.
Al-Qur'an terdiri dari bagian yang
sifatnya berbeda satu sama lain; sebagian didaktis dan penuh keterangan, sebagian lagi puitis, ringkas, dan langsung pada pokok persoalannya. Al-Qur'an diturunkan dalam
bentuk yang kadang agung dan penuh misteri
seperti rimba belantara; kadang
jernih, simetris, dan geometric seperti kristal. Bentuk ekspresi dalam Al-Qur'an dan
sifatnya yang sedemikian rupa adalah pokok seni
Islam.
Al-Qur'an adalah intisari dari semua pengetahuan. Tetapi pengetahuan ini terkandung dalam
Al-Qur'an sebagai benih
dan prinsip. Al-Qur'an bukan saja sumber pengetahuan
metafisis dan religius, tetapi juga sumber segala
pengetahuan. Al-Qur'an adalah pedoman dan sekaligus kerangka segala kegiatan intelektual
Islam.
Al-Qur'an memiliki
tiga jenis petunjuk bagi manusia. Pertama, doktrin, yang memberikan
pengetahuan tentang struktur kenyataan dan posisi
manusia di dalamnya. la mengandung
segala pelajaran yang diperlukan manusia untuk
mengetahui siapa dirinya, di mana ia berada, dan ke mana ia pergi. Kedua, petunjuk yang menyerupai
ringkasan sejarah manusia sepanjang zaman dan segala cobaan yang menimpa mereka. AI-Qur'an adalah petunjuk
tentang kehidupan manusia, yang dimulai dengan
kelahiran dan diakhiri dengan kematian, yang
dimulai dari Dia dan kembali
kepada Dia. Ketiga, Al-Qur'an berisi sesuatu yang dapat disebut "magi" agung
dalam arti metafisis. Ayat Al-Qur'an mengandung kekuatan yang
berbeda dari apa yang kits pelajari secara
rasional.
Sebagai kitab suci terakhir untuk seluruh
manusia hingga akhir zaman, Al-Qur'an menghadapi masyarakat dengan
kebudayaan dan peradaban yang terns berkembang dan maju. la mengandung
ayat-ayat kealaman dan kemasyarakatan
yang dapat dijadikan pedoman, motivasi dan
etika dalam rekayasa masyarakat dan rekayasa teknik. Rekayasa masyarakat adalah penciptaan tatanan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi
objektif setiap komunitas masyarakat dengan tetap
bersendi pada prinsip-Âprinsip umum yang ditetapkan Al-Qur'an.
Substansi ajaran Al-Qur'an tidak bermaksud
menciptakan masyarakat yang
seragam di seluruh belahan bumf sepanjang masa, tetapi memberikan prinsip umum yang memungkinkan
terwujudnya poly keseimbangan hidup di dalam masyarakat,
dan mewujudkan suasana ketenteraman hidup di
bawah rida Tuhan; terciptanya baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Al-Qur'an adalah kitab suci untuk segala
waktu dan tempat. Al-Qur'an dari waktu ke
waktu menghadapi realitas masyarakat manusia di
segala tempat yang berubah-ubah. Al-Qur'an memberikan
norma-norma, bukan sistem hukum. Norma-norma
itulah yang menjadi ukuran seluruh hukum yang berlaku
dalam masyarakat umat manusia, baik hukum positif,
moral, susila, ataupun adat
kebiasaan. Hukum yang begitu lugs jangkauannya niscaya
memiliki flexibility sehingga ia sesuai untuk segala tempat dan masa. Flexibility ini diberikan AI-Qur'an dengan rnenyatakan segala sesuatu yang
diperintalikan harus dikerjakan dan segala sesuatu
yang dilarang harus ditinggalkan. Al-Qur'an memberikan norma-norma dasar
belaka, karena itu dalam menentukan jenis hukuman
Al-Qur'an pun memberikan dasar yang umum
pula, dengan menyatakan bahwa hukuman untuk
suatu perbuatan jahat haruslah sebanding dengan
perbuatan itu. Dengan adanya
dasar yang bersifat umum ini, tiap-tiap masyarakat manusia dalam segala waktu dan tempat dapat memikirkan dan mengadakan jenis hukuman yang
sesuai dengan keadaannya masing-masing.
Allah menciptakan manusia sebaik-baik
bentuk penciptaan. Manusia hanyalah bagian
sangat kecil dari penciptaan ini. Manusia
diminta merenungkan dirinya sendiri yang mulanya begitu
remeh. Bahan yang membentuknya, lepas dari kehidupannya, hanya segumpal tanah atau tanah liar. Bahan itu
ialah tahap pertama, tetapi bahan
itu pun ticlak jadi dengan sendirinya; ia diciptakan Allah. Tuhan membawa manusia ke dunia
sebagai makhluk tak berpengetahuan. Dia menciptakan
pendengaran, penglihatan dan jantung hati untuk
membantu manusia selama hidup.
Al-Qur'an menyebut manusia sebagai
makhluk terpuji dan makhluk tercela. Itu tidak
berarti manusia dipuji dan
dicela dalam waktu yang bersamaan, melainkan bahwa dengan
fitrah yang telah disiapkan baginya, manusia dapat menjadi makhluk yang relatif sempurna dan dapat pula menjadi makhluk yang serbakurang. Manusia
merupakan makhluk yang memiliki kesempurnaan
tertinggi karena ia dipersiapkan untuk menerima beban
tanggung jawab. Akan tetapi
manusia juga dinyatakan berada dalam martabat serenclah-rendalinya karena dengan kesempurnaan yang telah diberikan kepadanya itu ia
melakukan perbuatan yang memerosotkan dirinya sendiri.
Dengan kesiapan fitrahnya yang khan, manusia
merupakan makhluk termulia dibandingkan
makhluk-makhluk lain yang berada di
langit dan di bumi, baik bernyawa maupun tidak bernyawa.
Manusia adalah makhluk yang bertanggung
jawab. Manusia bertanggung jawab alas perbuatannya sebagai individu maupun kelompok. Seseorang tidak memikul tanggung jawab orang lain, begitu juga
suatu kelompok tidak menanggung kesalahan kelompok
lain. Manusia tidak dituntut pertanggungjawaban atas apa yang tidak diketahuinya. Ia dimintai
pertanggungjawaban alas segala yang telah diketahui dan yang
diberi kesempatan untuk mengetahuinya
melalui rasul-rasul Allah. Tidak semua di alam
gaib tertutup bagi pengetahuan manusia. Apa yang kepadanya diberikan kesempatan untuk mengetahuinya, itulah yang
akan dituntut pertanggungjawabannya. Sebagian manusia demikian saleh dan baik sehingga Allah memberi mereka tugas jauh di luar kemampuan manusia umumnya. Namun, mereka
membutuhkan energi tambahan untuk menunaikan tugas berat
tersebut. AlÂQur'an memberitahukan
bahwa para malaikat membawa energi tambahan ini kepada mereka atas perintah Allah.
Orang-orang tersebut memiliki cahaya yang menyinari sekeliling mereka dan membuat orang lain menerima mereka
sebagai pemimpin. Para rasul yang diutus menyampaikan wahyu Allah kepada umat manusia, mereka itulah orang-orang pertama yang dibebani tugas mengenal pesan Allah dan mengamalkannya.
Allah menjadikan Al-Qur'an sebagai
"reformasi besar" kemanusiaan dengan kekuatan yang
memengaruhi setiap jiwa. Dia menjadikan
manusia sebaik-baik umat setelah lama
terbelakang dan tertinggal. Al-Qur'an adalah
petunjuk Allah yang bila dipelajari akan
membantu kits menemukan nilai-nilai
yang dapat dijadikan pedoman bagi penyelesaian berbagai problem hidup. Al-Qur'an yang dihayati dan diamalkan akan menjadikan pikiran (cipta), rasa, dan karsa kita mengarah kepada realitas keimanan yang dibutuhkan bagi stabilitas dan ketenteraman hidup
pribadi dan masyarakat. Ketika Nabi saw.
ditanya tentang apa yang beliau
lakukan agar terus dikenang oleh generasi-generasi sesudahnya, beliau menjawab, "Membaca
Al-Qur'an."
No comments:
Post a Comment