Breaking

LightBlog

Thursday, January 24, 2013

EPISTIMOLOGI

FILSAFAT UMUM

a.      Hakikat Pengetahuan
Berbicara tentang hakikat pengetahuan menurut pendapat Langeveld tentang devinisi pengetahuan adalah ciri pengetahuan, bukan hakikatnya sebab hakikat suatu terlepas dari subjek yang mengamati (ding an sich).
Pengetahuan tidak sama dengan pengertian, istilah daya serap yang lazim digunakan dalam lap. Pendidikan / pengajaran kata daya serap adalah kesanggupan menangkap suatu yang bukan keseluruhan melainkan yang hanya merupakan sebagian, sebagian inilah yang menjalankan ciri-ciri sesuatu.
Jadi, antara pengetahuan dan pengertian dibandungkan, maka dapat dinyatakan bahwa pengetahuan adaah pengamatan terhadap keseluruhan benda atau peristiwa dengan pada pengertian terdapat unsur penyusutan terhadap sesuatu.
Pengertian bersifat subjektif, artinya ciri yang tertangkap oleh setiap orang akan berlainan karena adanya daya tangkap orang tidak sama. I.R. Poedjawijatna menyatakan bahwa tahu mungkin lebih bersifat statis, manusia mungkin tahu tetap tidak mengerti; tetapi sebaliknya kalau ia mengerti tentulah tahu.
Mengerti lebih bersifat dinamis, manusia dengan daya tahu meneluusri objeknya lebih erat, pengertian mengatasi batas materi, ia menembus ruang dan waktu,d alam ilmu hukum islam mengikuti ajaran madzhab dengan pengertian ini disebut ittiba’

b.      Unsur Pengetahuan
Pada definisi tahu menurut langeveld, tersirat unsur pengetahuan yaitu pengamatan (mencamkan), sasaran (objek), dan kesadaran (siwa), ketiga unsur ini merupakan kesatuan yang saling mengikat. Penamatan ialah penggunaan indera lahir/batin untuk menangkap objek.
Sasaran adalah salah saru dari alam yang ada pada diri manusia.

c.       Macam Pengetahuan
Pengetahuan adalah mengakui sesuatu terhadap sesuatu terhadap sesuatu. Pengetahuan bahwa es dingin artinya mengetahui sesuatu (sifat dingin) terhadap sesuatu yang bersama es.
Dilihat dari segi lingkup sasarannya ada 2 macam pengetahuan yaitu pengetahuan umum dan pengetahuan khusus.
Pengetahuan umum disebut juga pengethuan budi, sedangkan pengetahuan khusus disebut pengetahuan indra. Menurut IR. Poedwajatna, ialah menuju, perolehan pengetahuan ialah pengindraan, tanggapan, ingatan dan frustasi.

d.      Tumpuan Pengetahuan
Secara garis besr ada dua sumber pengetahuan yaitu pengalaman (empire) dan pemikiran (ratio) yang pertama dikemukakan ol empirisme dan yang kedua oleh rasionalisme, ada aliran yang memadukan kedua sumbr itu sehingga tumpuan pengetahuan, yaitu krisisme, lain lagi fenomenologi.
Empirisme mendapat bahwa pengalaman adalah sumber pengetahuan, dengan demikian pengethuan menurut airan ini brsifat posteori, empiris dibagi menjadi 2 macam :
  1. Empirisme sesualistis
Apabila bahan pengethuan pengalaman dapat ditangkap oleh indera lahir, yaitu ada segala sesuatu yang ada di dunia lahir di luar subjek seperti bulan, gaung dan harum.
  1. Empiris konsienssialistis
Bilamna bahan pengalaan bisa ditangkap oleh indra batin yaitu segala sesuatu yang ada didunia dalam dari subjek seperti sedih, puas, dan takut.

e.       Batas Pengetahuan
Berbicara mengenai dasar pengetahuan akan terkait pula dengan pembahasan mengenai batasannya
Skeptisisme berpandangan bahwa wilyah pengetahuan hanyalah apa yang sekarang (pada saat ini) ada dalam siwa rekaan, yang berpendapat pada siwa dalam kesadaran sesaat. Aliran yang bersifat skeptisisme ialah subjektivitas, realitivitas, fiksionalisme dan pragmatisme.
Jika skeptisisme diikuti secara konsekuen, akan orang kepada akibat yang menyulitkan, yakni:
  1. Identitas (keterpaksaan) sesuatu yang hilang
  2. Validitas (berlakunya) ilu akan brakhit
  3. Otoritas (kekuasaan) agama akan pudar
Menurut Kant, ada tiga tingkat berfikir manusia yaitu, pertama berfikir dogmatis (menerima begitu saja, taklidy), kedua berfikir skeptis (ragu-ragu), dan ketiga berfikir Kritis (mencari jalan keluar)

f.       Sasaran Pengetahuan
Sasaran pengetahuan adalah hal terpisah dari pengetahuan yang berpengetahuan, yaitu manusia, meskipun sesuatu ketika pemikiran (manusia) itu sendiri, perlu dipahami bahwa sebagai sasaran pengetahuan, seluruh sama sekalian bukan tujuan pengetahuan ilmiah ataupun filsafat, sasaran (objek) brbeda dari tujuan (aim) sasaran kondisi (keadaan) yang dikehendaki prwujudannya, jadi, ustahil tujuan tercapai tanpa adanya sasaran

g.      Ilmu Pengetahuan
Ilmu adalah susunan sistematis dari pengetahuan yang mempersoalkan bagian tertentu dair alam semesta. Dengan kata lain ilmu membahas tentang : why (mengapa), what (apa), dan how (bagaimana), skripsi, tesis/yang semacam itu merupakan karya ilmiah dan dengan sendirinya. Ilmu banyak ragamnya ada ilmu eksakta dan ilmu sosial dari segi kenyataan ada ilmu posifit dan imu normatif dan segi kegunaannya ada ilmu murni dan ilmu terapan.
Ilmu eksakta adalah ilmu yang memerlakukan semua eksemplat sejenis secara umum sama (generalisasi) dan meletakkkannya dalam ketentuan hukum.
Ilmu sosial adalah ilmu yang memerlukan setiap eksemplar secara khusus berlainan (individualisme), meskipun brusaha membuat ketentuan hukum untuk esksemplar sejenis.
Ilmu positif adalah ilmu yang memaparkan sesuatu sebagaimana adanya, ex; fisika dan psikologi.
Ilmu murni (pure science) adalah ilmu yang mengkaji hal-hal yang ada secara teoritis. Ilmu adalah deskripsi data pengalaman secara lengkap dan tetap dalam rumus-rumus yang sederhana mungkin.
Filsafat adalah pemikiran dan pengalaman suatu masalah secara universal, sistematis, dan radikal. Sasaran filsafat adalah hal yang paling umum atau menyeluruh (komprehensif), meskipun mengandung objektifitas juga.

No comments:

Post a Comment

Adbox