PENDAHULUAN
Tak
diragukan lagi bahwa siapapun ingin hidup bahagia. Masing-masing dalam hidup
ini mendambakan ketenangan kedamaian kerukunan dan kesejahteraan. Namun di
manakah sebenarnya dapat kita peroleh hal itu semua?
Sesungguhnya
menurut ajaran Islam hanya iman yg disertai dgn amal shaleh yg dapat
menghantarkan kita baik sebagai individu maupun masyarakat ke arah itu.
“barangsiapa
yg mengerjakan amal shaleh baik laki-laki-laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yg baik
dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dgn pahala yg lbh baik
dari apa yg telah mereka kerjakan.”
Dengan
iman umat Islam generasi pendahulu mencapai kejayaan berhasil merubah keadaan
duni dari kegelapan menjadi terang benderang. Dengan iman masyarakat mereka
menjadi masyarakat adil dan makmur. Para umara’ melaksanakan perintah Allah
para ulama beramar ma’ruf dan nahi mungkar dan rakyat saling tolong-menolong
atas kebajikan dan kebaikan. Kalimatul Haq mereka junjung tinggi tiada yg
mengikat antar mereka selain tali persaudaraan iman.
Namun
setelah redup cahaya iman di hati kita lenyaplah nilai-nilai kebaikan diantara
kita. Masyarakat kita pun menjadi masyarakat yg penuh dgn kebohongan
kesombongan kekerasan individualisme keserakahan kerusakan moral dan kemungkaran.
“Yang
demikian itu adl krn sesungguhnya Allah sekali-kali tidak merubah sesuatu
ni’mat yg telah dianugerahkan-Nya kepada sesuatu kaum sehingga kaum itu merubah
apa yg ada pada diri mereka sendiri?”
Maka
apabila kita ingin mencapai apa yg telah dicapai para salaf apabila kita ingin
mewujudkan apa yg telah dijanjikan oleh Allah SWT kepada para hambaNya yg
beriman maka hendaklah kita memperbaharui iman dan melaksanakan apa yg menjadi
konsekwensinya.
1. PENGERTIAN IMAN
Iman secara etimologis berasal dari kata aamana - yu’minu berarti
tasdiq yaitu membenarkan mempercayai. Dan menurut istilah Iman ialah
membenarkan dengan hati diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal
perbuatan.
Imam
Ahmad bin Hanbal mendefinisikannya dengan “Qaulun wa amalun wa niyyatun wa
tamassukun bis Sunnah.” Yakni Ucapan diiringi dengan ketulusan niat dan
dilandasi dengan berpegang teguh kepada Sunnah .
Sahl bin
Abdullah At-Tustari ketika ditanya tentang apakah sebenarnya iman itu beliau
menjawab demikian “Qaulun wa amalun wa niyyatun wa sunnatun.” Artinya
Ucapan yang disertai dengan perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan
dilandasi dengan Sunnah. Kata beliau selanjutnya “Sebab iman itu apabila hanya
ucapan tanpa disertai perbuatan adalah kufur apabila hanya ucapan dan perbuatan
tanpa diiringi ketulusan niat adalah nifaq sedang apabila hanya ucapan
perbuatan dan ketulusan niat tanpa dilandasi dengan sunnah adalah bid’ah.
Dengan
demikian iman itu bukan sekedar pengertian dan keyakinan dalam hati bukan
sekedar ikrar dengan lisan dan bukan sekedar amal perbuatan saja tapi hati dan jiwa kosong. Imam
Hasan Basri mengatakan “Iman itu bukanlah sekedar angan-angan dan bukan pula
sekedar basa-basi dengan ucapan akan tetapi sesuatu keyakinan yang terpatri
dalam hati dan dibuktikan dgn amal perbuatan.
2. POSISI DAN KEDUDUKAN IMAN
DALAM ISLAM
Iman
dalam Islam menempati posisi amat penting dan strategis sekali. Karena iman
adalah asas dan dasar bagi seluruh amal
perbuatan manusia. Tanpa iman tidaklah sah dan diterima amal
perbuatannya. Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat An-Nisa’ 124 yg artinya “Barangsiapa
yang mengerjakan amal-amal shaleh baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang
yang beriman maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya
walau sedikitpun.”
Juga
dalam Qur’an Surah Al-Isra’ 19 yg artinya “Dan barangsiapa yg menghendaki
kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia
adalah mu’min maka mereka itu adalah orang-orang yg usahanya dibalasi dengan
baik.”
Disebutkan
dalam hadits dari Al-Bara’ ibn ‘Azib Radhiyallahu ‘Anhu bahwa ada seorang kafir
datang dengan bertopeng sambil membawa sepotong besi kemudian memohon kepada
Rasulullah SAW agar diperkenankan pergi bersama kaum Muslimin untuk ikut
berperang. Maka beliau bersabda kepadanya “Masuklah Islam kemudian pergilah
berperang!” Lalu ia pun masuk Islam dan ikut pergi berperang sehingga terbunuh.
Nabi SAW bersabda “Dia beramal sedikit tetapi dibalas dengan pahala yang banyak.”
.
Disebutkannya
iman dalam Al-Qur’an lebih dari 840 kali tiada lain menunjukkan posisi dan
kedudukannya dalam Islam menurut Allah SWT.
3. KORELASI ANTARA IMAN DAN
ISLAM
Iman dan
Islam adalah dua sejoli yang tidak boleh dipisahkan. Kedua-duanya ibarat dua
sisi uang logam. Tidak ada Iman tanpa Islam dan tidak ada Islam tanpa Iman.
Tetapi dengan demikian bukan berarti Islam itu adalah Iman dan Iman adalah
Islam.
Iman
apabila disebutkan bersama-sama dengan Islam maka menunjukkan kepada hal-hal
batiniah seperti Iman kepada Allah SWT iman kepada Malaikat iman kepada hari
akhir dan seterusnya. Dan Islam apabila disebutkan bersama-sama dengan Iman
maka menunjukkan kepada hal-hal lahiriah seperti Syahadat shalat puasa dan
seterusnya. Dasarnya Al-Hujurat 14; Hadits Jibril riwayat Al-Bukhari dan
Muslim.
KESIMPULAN
Iman
apabila disebutkan tersendiri tanpa dgn Islam maka mencakup pengertian Islam
dan tidak terlepas darinya, karena iman menurut definisinya adalah Keyakinan
ucapan dan perbuatan. Demikian pula Islam apabila disebutkan tersendiri tanpa
dgn Iman maka mencakup pengertian Iman dan tidak boleh dipisahkan darinya.
Karena Islam pada hakekatnya yaitu Berserah diri lahir dan batin kepada Allah
SWT dgn mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
Dasarnya Al-Anfal 2 - 3 Al-Mu’minun 1 - 9 dan Al-Imran 19 85.
No comments:
Post a Comment